DEPLOY TELKOM 420 UNIT NOTEBOOK

Februari 2008 yang lalu, sebuah perusahaan distributor komputer HP ternama (sebut saja PT. ID) menghubungi kami untuk meminta bantuan. Dalam hal ini, PT. ID adalah sebagai penyuplai kebutuhan komputer PT. Telkom.

Pada awal tahun 2008 pihak PT. Telkom memperbaharui seluruh perangkat komputernya di seluruh cabangnya di Indonesia, yang totalnya berjumlah ribuan, dan PT. ID yang ditunjuk sebagai penyuplainya.

Untuk mendistribusikan ribuan komputer (Notebook) bukanlah perkara yang mudah, apalagi pendistribusiannya menyebar ke berbagai pelosok di Indonesia. Perlu SDM (teknisi komputer) yang tidak sedikit untuk melakukannya.

INCIDENTIAL CUSTOMER

Dari sekian banyaknya customer kami, beberapa diantaranya ada yang didapat dari sebuah ”insiden” (wah bingung nih, apa pula maksudnya). Ok, berikut ini akan kami ceritakan salah satunya, apa sebabnya hingga diartikan demikian.

Ada sebuah perusahaan dari Jakarta, sebut saja PT. Sial. Perusahaan ini berencana melakukan training (pelatihan), dan untuk mendukung program ini, pihak PT. Sial perlu sewa Komputer (sewa PC) sebanyak 40 unit. Seminggu sebelumnya PT. Sial ini sudah menghubungi salah satu penyedia jasa rental komputer yang diketahuinya, sebut saja Repot Rental.

RH ProRent Pabrik Komputer

Karena kami sering menyewakan komputer dalam jumlah banyak. Dan proyek rental Komputer yang terbanyak adalah sejumlah 430 unit Komputer oleh Departemen Kesehatan untuk keperluan training secara serempak di 4 kota (Bogor, Semarang, Surabaya, Bali). Maka banyak pertanyaan yang diajukan kepada kami, “Dari mana komputer sebanyak itu?”, “Apakah dengan menyetok komputer sebanyak itu tidak diperhitungkan nilai penyusutannya?” atau “Bagaimana caranya para teknisi merakit dan meng-install komputer sebanyak itu?”, dan pertanyaan-pertanyaan serupa lainnya.

Pertanyaan itu memang wajar, bagaimana tidak, counter-counter atau toko-toko komputer besar pun biasanya tidak pernah menyetok barang dalam jumlah banyak. Lihat saja counter atau toko komputer, biasanya yang dipajang hanya beberapa unit yang sudah dirakit, atau beberapa motherboard dan accessories lainnya sebagai sample. Dan apabila ada yang membeli dalam jumlah banyak, biasanya kontak dahulu ke dealer untuk order, itu juga bisa saja indent karena dealer pun stock-nya lagi tidak mencukupi.

Lalu, darimana kami dapat komputer sebanyak itu?

P R O J E C T – X

RH ProRent dapat dibilang sebagai dealer untuk urusan sewa menyewa (rental) komputer. Perusahaan lain yang sejenis (yang menyewakan komputer juga) seringkali menyewa dari kami, apabila mereka kekurangan stock. Hal ini terbukti dari cerita pengalaman yang akan dibeberkan kali ini.

Adalah salah satu loyal customer kami, sebutlah perusahaan-X yang merupakan salah satu perusahaan BUMN ternama, yang kerap kali menyewa komputer untuk keperluan program-programnya. Perusahaan-X ini paling tidak satu kali dalam sebulan menyewa komputer pada kami, dengan jumlah paling sedikitnya 20 unit.

Dan perlu diketahui juga, perusahaan-X ini sangat memperhatikan sekali

DIKEJAR DEADLINE

Hari itu tanggal … (bulan Februari 2006) saya ikut mengirim barang (komputer) sewaan ke salah satu loyal customer kami, PT. Indonesia Power. Waktu itu kebetulan saya ikut karena jumlah komputer yang disewa lumayan banyak, yaitu sebanyak 35 unit plus 3 unit sebagai cadangan (backup). Komputer backup ini merupakan salah satu fasilitas yang diberikan oleh kami RH ProRent dan tidak dikenakan biaya tambahan (free charge).

Selain untuk mengontrol pengiriman dan pemasangan (instalasi) komputer oleh para teknisi kami, kesempatan itu juga saya gunakan untuk bertemu langsung dan bersilaturahmi dengan contact-person-nya pihak PT. Indonesia Power UBP Sglg, guna lebih mempererat jalinan kerjasama kami.

Pada saat saya sedang sibuk membantu instalasi komputer, handphone saya bunyi, dan ternyata dari Bank Indonesia yang berencana untuk sewa komputer desktop Pentium-4 sebanyak 95 unit, untuk acara “Sosialisasi Sistem Laporan Bulanan BPR”. Barang biasanya dikirim sehari sebelumnya, ini berarti tinggal 2 hari lagi. Waduh, waktu itu saya sempat was-was, soalnya